Kalau Hobi Bisa Jadi Duit, Why Not...

Kalau kamu punya suatu hobi, dan bisa menulis, apa salahnya mengubah hobi itu menjadi sumber pendapatan? Dibayar untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan, bukankah itu surga dunia?


Berikut sejumlah hobi yang bila ditulis berpeluang menjadi uang.


1. Traveling
Daripada hanya menguras dompet, tuliskan pula pengalaman liburan kamu. Jepret dengan kamera digital spot-spot yang bagus. Kirimkan ke majalah traveling, baik cetak maupun online.
Ingat, angle artikelmu harus unik. Jangan sekadar menuliskan daya tarik utama tempat wisata itu. Kalau kamu ke Bali, misalnya, jangan terfokus mendeskripsikan keindahan Pantai Kuta (googling doank juga bisa!) huhu”, tapi tulislah kehidupan ibu-ibu yang buka jasa pijat. Atau, keseharian bule-bule penggelandang (backpacker). Angle itu jarang diangkat sehingga memperbesar peluang artikelmu lolos seleksi.
Honor (artikel + foto): Rp 1 – 2 juta untuk perjalanan ke luar negeri, Rp 500 ribu – 1 juta untuk perjalanan domestik, Rp 200 – 500 ribu untuk majalah online


2. Membaca Buku
Bila kamu hobi membaca buku, tulislah resensi buku yang baru terbit atau berlabel bestseller. Kirimkan ke media yang menyediakan space untuk resensi buku.
Atau, kalau yang kamu baca itu buku berbahasa asing dan belum ada edisi terjemahannya, terjemahkan saja. Lalu ajukan ke penerbit yang relevan dengan topik buku tersebut.
Honor resensi: Rp 500 ribu – 1 juta per resensi
Honor terjemah: tergantung reputasi penerbit, bahasa asli, dan tebal buku


3. Menolong Orang Lain
Kalau kamu psikolog, seksolog, dokter, ataupun pakar di bidang lain, kamu bisa membantu pembaca media dengan mengasuh rubrik konsultasi.
Bagaimana kalau kamu bukan pakarnya? Nah, cobalah resapi prinsip aku ini: kalau ada, raihlah; kalau tidak ada, ciptakanlah. Kamu jago memasak? Tawarkan proposal konsultasi bahan/resep/menu/masakan ke media kuliner. Kamu senang utak-atik motor? Tawarkan proposal konsultasi modifikasi motor/mobil ke media otomotif. Oh, doyan berkebun doank? Jangan patah semangat! Tawarkan proposal konsultasi berkebun ke media agro. Bila Roy Suryo saja bisa memperoleh label pakar telematika, kenapa kamu nggak bisa?! hehe”
Honor: Rp 500 ribu – Rp 2 juta per bulan


4. Nggosip / Ngrumpi
Eitsss, jangan salah. Ibu-ibu di kompleks yang gemar bergosip, kalau kreatif, bisa juga menjadikan hobinya itu sumber pendapatan. Kumpulkan info yang kamu dapatkan dari ”ngumpul bareng tetangga”. Misalnya, Bu Kokom baru melahirkan, ayahanda Pak Romli meninggal dunia, atau Bu Fenny membuka toko kelontong di depan rumahnya. Info sederhana ini penting bagi warga kompleks. Bila secara rutin kamu mengumpulkannya, menulis dan me-layout dengan rapi (gunakan saja template di Microsoft Publisher), mencetaknya (cukup HVS ukuran folio, difotokopi banyak-banyak), dan menyebarkannya ke tetangga (titipkan saja ke ketua PKK untuk beliau bagikan di acara arisan PKK bulanan), bisa menjadi bibit bisnis menjanjikan lho.
Awalnya, carilah iklan dari tetangga yang membuka usaha lokal, juga yang berniat menjual/menyewakan mobil atau rumah. Patok tarif murah aja. Misalnya Rp 10 ribu per spot dan Rp 1.000,- per baris. Yang penting balik modal. Setelah bertahan tiga bulan, tawarkan proposal kerjasama ke pihak pengembang kompleks perumahan tersebut. Mereka mendanai, kamu terus bergosip dan menulis kontennya, laba dibagi sesuai kesepakatan.


Apapun yang kamu pilih, cintailah! Dengan melakukan pekerjaan yang dicintai, kamu seperti mempunyai layaknya hobi. Dan sebaliknya tidak sedikit orang yang sudah memiliki hobi, tetapi tidak berminat mengubahnya menjadi bisnis yang menghasilkan uang.

feeL it.. enjoy it..

success onLy be with 'U' . . . ^ ^






0 komment:

Posting Komentar

Ayo donk kommentarnya,,
Saya menerima semua masukan baik kritik atw sarannya..
trims sebelumnya,, =)